Kaligono ( SID ) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberikan Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa Kaligono .
Penyelenggaraan Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa Kaligono itu juga melibatkan peran serta dan sinergi antara BPBD dan Desa Kaligono.
Kepala BPBD dalam sambutannya sangat mengapresiasi Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa .Menurutnya, selain dapat memupuk persatuan dan kesatuan, pelatihan dasar manajemen bencana tersebut juga sangat penting karena memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan bencana.
“Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa ini sangat penting, karena bertujuan untuk meningkatkan kompetensi, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap Baguna dalam penanggulangan bencana pada masa pandemi COVID-19,” dalam pembukaan pelatihan.
Melalui Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa tersebut, Kepala BPBD melihat bahwa materi yang berkaitan dengan manajemen bencana akan terus berguna hingga ke depannya, sebab wilayah Indonesia masuk dalam kawasan rawan bencana dengan dilalui oleh dua lempeng aktif dan masuk dalam zona ring of fire.
Di sisi lain, kondisi geografis tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan penduduk. Sehingga, seluruh komponen masyarakat juga perlu dilibatkan dalam penanggulangan bencana.
"Tantangan penanggulangan bencana yang dihadapi bangsa Indonesia akan terus terjadi di masa depan. Indonesia berada di wilayah kawasan rawan bencana dan kondisi ini akan terus berulang di tengah pertumbuhan jumlah penduduk,” jelas Kepala BPBD.
“Seluruh elemen masyarakat perlu diberdayakan dan dilibatkan dalam penanggulangan bencana,” imbuh Kepala BPBD
Hingga dewasa ini, keberadaan relawan Baguna menurut Kepala BPBD sudah sangat dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam kaitan penanggulangan bencana yang meliputi aspek sosialisasi, mitigasi dan kesiapsiagaan.
Keberadaan relawan dalam penanggulangan bencana juga dibutuhkan, mengingat penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja melainkan perlu ada kolaborasi antar lintas komponen Pentaheliks.
"Keberadaan relawan Baguna telah dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi, mitigasi dan kesiapsiagaan,” ungkap Kepala BPBD.
Kepala BPBD sangat berharap melalui kegiatan pelatihan tersebut kemudian dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas sehingga para relawan Baguna mampu menjadi agen penanggulangan bencana untuk masyarakat di seluruh penjuru negeri.
"Saya sangat berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti seluruh agenda Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bencana pengendalian operasi dan mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan bencana,” pungkas Kepala BPBD.
Selain penanggulangan bencana, Kepala BPBD juga menyampaikan bahwa peralatan peringatan dini atau early warning system harus bisa memberikan informasi yang akurat ke masyarakat.
Di sisi lain, local system dengan memperhatikan budaya setempat harus menjadi perhatian serius semua pihak. Dalam hal ini, masyarakat harus mendengar apa yang disampaikan oleh pemerintah, sehingga pelatihan masyarakat menjadi penting.
"Kepala BNPB dan BNPP harus meningkatkan Sosialisasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi Rawan Bencana Desa dan memperbaharui system yang ada saat ini. Kata kuncinya adalah “terkoordinir”’, lanjutnya.
Dalam rangka menunjang percepatan penanggulangan bencana, Kepala BPBD menekankan agar membuat pengadaan peralatan dan bantuan yang berkualitas. Di sisi lain, dia juga meminta agar peran Pemerintah Daerah lebih aktif dan bersinergi dengan Pemerintah Pusat. Sebab, penanggulangan bencana tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bentuk sinergi tersebut.
Di samping itu, bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor , Kepala BPBD menyarankan perlunya menyiapkan tas siaga di pintu-pintu rumah, agar tidak ada korban jiwa apabila terjadi bencana atau zero victim.
“Mari tingkat masyarakat yang berbudaya pada penanganan bencana tanggap darurat, reaksi cepat dan tepat sasaran agar masyarakat ikut eager dalam penanggulangan bencana” tandas Megawati.